Yang perlu diketahui tentang Tenosinovitis De Quervain

Tenosinovitis De Quervain adalah kondisi menyakitkan yang mempengaruhi tendon di sisi ibu jari pergelangan tangan. Kondisi ini ditandai dengan peradangan pada dua tendon utama yang bergerak di sepanjang sisi ibu jari pergelangan tangan, yaitu tendon abductor pollicis longus (APL) dan tendon extensor pollicis brevis (EPB). Tendon-tendon ini meluncur melalui terowongan fibrosa sempit yang disebut kompartemen ekstensor dorsal pertama, yang terletak di sepanjang sisi radial (sisi ibu jari) pergelangan tangan. Peradangan dan penebalan tendon serta selubungnya menyebabkan nyeri saat ibu jari dan pergelangan tangan digerakkan, terutama saat mencubit, menggenggam, memutar pergelangan tangan, atau membuat kepalan tangan. Kondisi ini dinamai berdasarkan ahli bedah Swiss, Fritz de Quervain, yang pertama kali mendeskripsikannya.

Anatomi-Patologi

Pemahaman mengenai anatomi tendon ekstensor ibu jari dan kompartemen ekstensor dorsal pertama sangat penting untuk memahami patologi Tenosinovitis De Quervain.
  • Tendon Abductor Pollicis Longus (APL): Tendon ini berasal dari otot di lengan bawah dan berjalan di sepanjang sisi radial pergelangan tangan, berinsersi pada dasar tulang metakarpal pertama (pangkal ibu jari). Fungsi utama APL adalah menculik (menjauhkan) ibu jari dari telapak tangan dan membantu ekstensi ibu jari.
  • Tendon Extensor Pollicis Brevis (EPB): Tendon ini juga berasal dari otot di lengan bawah dan berjalan bersama APL melalui kompartemen ekstensor dorsal pertama, berinsersi pada falang proksimal ibu jari. Fungsi utama EPB adalah mengekstensikan sendi metakarpofalangeal (MCP) ibu jari.
  • Kompartemen Ekstensor Dorsal Pertama: Ini adalah terowongan fibrosa sempit yang terletak di atas prosesus styloideus radius (tonjolan tulang di sisi ibu jari pergelangan tangan). Terowongan ini berfungsi sebagai pulley (katrol) untuk menjaga tendon APL dan EPB tetap dekat dengan tulang saat mereka bergerak. Kompartemen ini dilapisi oleh lapisan sinovial yang memungkinkan tendon meluncur dengan lancar.
  • Patologi: Pada Tenosinovitis De Quervain, terjadi peradangan pada selubung sinovial yang mengelilingi tendon APL dan EPB di dalam kompartemen ekstensor dorsal pertama. Peradangan ini menyebabkan penebalan selubung tendon dan tendon itu sendiri. Penebalan ini mempersempit ruang di dalam kompartemen, sehingga menghambat gerakan bebas tendon. Saat tendon yang menebal mencoba meluncur melalui kompartemen yang menyempit, gesekan meningkat, menyebabkan nyeri dan sensasi "macet" atau "berderit" (crepitus) yang terkadang dapat dirasakan atau didengar. Dalam kasus kronis, penebalan dan fibrosis (pembentukan jaringan parut) pada selubung tendon dapat semakin memperburuk penyempitan dan membatasi gerakan.

Etiologi

Penyebab pasti Tenosinovitis De Quervain seringkali tidak diketahui (idiopatik). Namun, beberapa faktor telah dikaitkan dengan perkembangan kondisi ini:
  • Penggunaan Tangan dan Pergelangan Tangan yang Berulang: Aktivitas yang melibatkan gerakan ibu jari dan pergelangan tangan yang berulang, terutama gerakan mencubit, menggenggam, memutar, atau mengangkat, dianggap sebagai faktor risiko utama. Contohnya termasuk pekerjaan manual tertentu, penggunaan alat berkebun, bermain musik (misalnya, piano atau biola), dan aktivitas rumahan yang berulang. 
  • Beban Berlebihan: Mengangkat beban berat dengan posisi pergelangan tangan yang tidak tepat dapat memberikan tekanan berlebihan pada tendon dan menyebabkan peradangan.
  • Trauma Langsung: Cedera langsung pada sisi radial pergelangan tangan dapat memicu peradangan pada tendon dan selubungnya.
  • Perubahan Hormonal: Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita, terutama selama kehamilan dan periode pascapersalinan. Perubahan hormonal dan retensi cairan mungkin berperan dalam meningkatkan risiko. 
  • Kondisi Inflamasi Sistemik: Beberapa kondisi inflamasi seperti artritis reumatoid dapat meningkatkan risiko terjadinya Tenosinovitis De Quervain. 
  • Anatomi: Variasi anatomi pada ukuran atau bentuk kompartemen ekstensor dorsal pertama atau adanya septum (sekat) di dalam kompartemen dapat mempersempit ruang dan meningkatkan risiko peradangan.

Prevalensi

Prevalensi Tenosinovitis De Quervain diperkirakan berkisar antara 0,5% hingga 3% pada populasi umum. Wanita lebih sering terkena kondisi ini dibandingkan pria, dengan rasio sekitar 3:1 hingga 8:1. Usia puncak kejadian biasanya antara 30 dan 50 tahun. Prevalensi dapat lebih tinggi pada kelompok populasi tertentu yang melakukan pekerjaan atau aktivitas dengan risiko tinggi. 

Faktor Risiko

Selain etiologi yang disebutkan di atas, beberapa faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena Tenosinovitis De Quervain meliputi:
  • Pekerjaan : Pekerjaan yang melibatkan gerakan ibu jari dan pergelangan tangan yang berulang dan kuat, seperti pekerja pabrik, tukang pos, kasir, atau pekerja konstruksi.
  • Hobi : Hobi yang melibatkan gerakan serupa, seperti berkebun, bermain golf, atau bermain video game secara intensif.
  • Usia : Orang dewasa paruh baya lebih rentan terhadap kondisi ini.
  • Kehamilan: Perubahan hormonal dan retensi cairan selama kehamilan dapat meningkatkan risiko.
  • Kondisi Medis Lain: Adanya kondisi medis seperti diabetes mellitus dan penyakit tiroid juga dilaporkan meningkatkan risiko. 

Perubahan Fisiologis-Histologis

Pada tingkat fisiologis dan histologis, Tenosinovitis De Quervain ditandai oleh beberapa perubahan utama:
  • Inflamasi Sinovial: Lapisan sinovial yang melapisi tendon APL dan EPB mengalami peradangan. Sel-sel inflamasi seperti limfosit dan makrofag dapat ditemukan di dalam jaringan sinovial.
  • Penebalan Selubung Tendon: Selubung tendon menebal akibat proliferasi fibroblas dan deposisi matriks ekstraseluler, termasuk kolagen dan proteoglikan.
  • Penebalan Tendon: Tendon itu sendiri dapat mengalami penebalan dan perubahan struktural.
  • Fibrosis: Peradangan kronis dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut (fibrosis) di sekitar tendon dan di dalam kompartemen ekstensor dorsal pertama, yang semakin membatasi gerakan tendon.
  • Degenerasi Miksoid: Dalam beberapa kasus, dapat terjadi degenerasi miksoid, yaitu penumpukan substansi seperti gel di dalam jaringan ikat.
  • Tidak Ada Stenosis Primer: Penting untuk dicatat bahwa stenosis (penyempitan) primer pada kompartemen ekstensor dorsal pertama jarang terjadi. Penyempitan biasanya merupakan konsekuensi sekunder dari penebalan tendon dan selubungnya. 

Apa yang Perlu Diwaspadai dari Kondisi Tenosinovitis De Quervain

Meskipun Tenosinovitis De Quervain seringkali dapat diobati dengan intervensi konservatif, ada beberapa aspek yang perlu diwaspadai dan ditangani dengan tepat:
  • Nyeri Kronis dan Disabilitas: Nyeri yang tidak diobati atau penanganan yang tidak efektif dapat menjadi kronis dan menyebabkan disabilitas signifikan pada fungsi tangan dan pergelangan tangan. Ini dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari, pekerjaan, dan hobi.
  • Keterbatasan Gerak Permanen: Peradangan dan fibrosis yang berkepanjangan dapat menyebabkan keterbatasan gerak permanen pada ibu jari dan pergelangan tangan.
  • Kelemahan Otot: Nyeri dan keterbatasan penggunaan dapat menyebabkan kelemahan pada otot-otot ibu jari dan pergelangan tangan seiring waktu.
  • Sindrom Nyeri Regional Kompleks (CRPS): Meskipun jarang, nyeri kronis yang terkait dengan Tenosinovitis De Quervain yang tidak diobati dengan baik dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih kompleks seperti CRPS, yang ditandai dengan nyeri hebat, perubahan suhu dan warna kulit, serta pembengkakan.
  • Komplikasi Pasca-Injeksi: Injeksi kortikosteroid, salah satu pilihan pengobatan, memiliki potensi komplikasi meskipun jarang, seperti infeksi, kerusakan saraf atau tendon, dan atrofi kulit lokal.
  • Komplikasi Pasca-Operasi: Operasi pelepasan kompartemen ekstensor dorsal pertama umumnya aman, tetapi komplikasi seperti infeksi luka, kerusakan saraf superfisial radial, dan nyeri bekas luka dapat terjadi.
  • Kekambuhan: Tenosinovitis De Quervain dapat kambuh setelah pengobatan, terutama jika faktor risiko yang mendasarinya tidak ditangani atau jika pasien kembali melakukan aktivitas yang memperburuk kondisi.
  • Dampak Psikologis: Nyeri kronis dan disabilitas dapat berdampak negatif pada kesehatan mental pasien, menyebabkan kecemasan, depresi, dan frustrasi.

Perawatan Mandiri di Rumah untuk Mempercepat Proses Pemulihan Setelah Terapi Fisioterapi

Setelah menjalani terapi fisioterapi untuk Tenosinovitis De Quervain, pasien dapat melakukan beberapa langkah perawatan mandiri di rumah untuk mendukung dan mempercepat proses pemulihan:
  • Melanjutkan Latihan yang Diresepkan: Fisioterapis akan memberikan program latihan spesifik yang dirancang untuk meningkatkan rentang gerak, kekuatan, dan fleksibilitas ibu jari dan pergelangan tangan. Sangat penting untuk melanjutkan latihan ini secara teratur di rumah sesuai dengan instruksi. Jangan melakukan latihan yang menyebabkan peningkatan nyeri yang signifikan.
  • Modifikasi Aktivitas: Identifikasi dan modifikasi aktivitas yang memicu atau memperburuk gejala. Hindari gerakan ibu jari dan pergelangan tangan yang berulang, menggenggam kuat, atau memutar pergelangan tangan. Gunakan alat bantu jika diperlukan untuk mengurangi tekanan pada pergelangan tangan dan ibu jari saat melakukan tugas sehari-hari.
  • Kompres Dingin dan Hangat:
    • Kompres Dingin: Dapat digunakan untuk mengurangi peradangan dan nyeri, terutama setelah aktivitas atau jika terjadi peningkatan nyeri. Aplikasikan kompres dingin selama 15-20 menit beberapa kali sehari.
    • Kompres Hangat: Dapat digunakan untuk meningkatkan aliran darah dan relaksasi otot, terutama sebelum melakukan latihan. Aplikasikan kompres hangat selama 15-20 menit.
  • Penggunaan Bidai (Splint) Sesuai Anjuran: Jika fisioterapis merekomendasikan penggunaan bidai, terutama pada malam hari atau saat melakukan aktivitas yang berpotensi memperburuk gejala, gunakan bidai tersebut sesuai dengan instruksi. Bidai membantu mengistirahatkan tendon dan mengurangi tekanan pada kompartemen ekstensor dorsal pertama.
  • Ergonomi yang Baik: Perhatikan posisi pergelangan tangan dan ibu jari saat melakukan aktivitas, baik di rumah maupun di tempat kerja. Pastikan posisi netral dan hindari gerakan ekstrem atau posisi yang dipaksakan. Gunakan alat dan perlengkapan yang dirancang secara ergonomis.
  • Peregangan Lembut: Lakukan peregangan lembut pada ibu jari dan pergelangan tangan secara teratur untuk menjaga fleksibilitas. Fisioterapis akan mengajarkan peregangan yang aman dan efektif. Lakukan peregangan perlahan dan hindari gerakan yang memicu nyeri.
  • Manajemen Nyeri: Jika nyeri timbul, gunakan modalitas yang direkomendasikan oleh fisioterapis atau dokter, seperti obat pereda nyeri yang dijual bebas (misalnya, ibuprofen atau naproxen), dengan dosis dan frekuensi yang sesuai.
  • Hidrasi yang Cukup: Memastikan tubuh terhidrasi dengan baik dapat membantu menjaga kesehatan jaringan ikat, termasuk tendon.
  • Istirahat yang Cukup: Berikan waktu yang cukup bagi pergelangan tangan dan ibu jari untuk beristirahat dan pulih, terutama setelah melakukan aktivitas yang menuntut.
  • Komunikasi dengan Fisioterapis: Tetap berkomunikasi dengan fisioterapis mengenai perkembangan kondisi Anda. Laporkan jika ada peningkatan nyeri, gejala baru, atau kesulitan dalam melakukan latihan. Fisioterapis dapat menyesuaikan program terapi dan memberikan saran lebih lanjut.
  • Kesabaran dan Konsistensi: Proses pemulihan membutuhkan waktu dan konsistensi. Jangan berkecil hati jika perbaikan tidak terjadi dengan cepat. Lanjutkan latihan dan perawatan mandiri secara teratur untuk mencapai hasil yang optimal.

Kesimpulan

Tenosinovitis De Quervain adalah kondisi menyakitkan yang mempengaruhi tendon di sisi ibu jari pergelangan tangan, menyebabkan nyeri dan disfungsi. Pemahaman mengenai anatomi, patologi, etiologi, dan faktor risiko sangat penting untuk diagnosis dan penanganan yang tepat. Kewaspadaan terhadap potensi komplikasi dan penanganan dini dapat membantu mencegah perburukan kondisi. Setelah menjalani terapi fisioterapi, perawatan mandiri di rumah, termasuk melanjutkan latihan, modifikasi aktivitas, penggunaan kompres dan bidai, serta menjaga ergonomi yang baik, memainkan peran krusial dalam mempercepat proses pemulihan dan mencegah kekambuhan. Konsistensi dan komunikasi yang baik dengan profesional kesehatan adalah kunci keberhasilan penanganan Tenosinovitis De Quervain.