Meskipun tenis dan padel sama-sama melibatkan gerakan memukul bola, namun lapangan, raket, dan aturan yang berbeda menghasilkan pola gerakan dan risiko cedera yang juga berbeda.
Biomekanika Gerakan dan Tuntutan Fisik:
Untuk memahami perbedaan risiko cedera, penting untuk menganalisis biomekanika gerakan dan tuntutan fisik utama dalam tenis dan padel:
Tenis
- Ukuran Lapangan: Lapangan tenis yang lebih besar (23.77m x 10.97m untuk ganda) menuntut pemain untuk melakukan sprint, lateral shuffle, crossover step, dan jangkauan yang lebih luas.
- Raket: Raket tenis yang lebih panjang memberikan daya ungkit yang lebih besar, menghasilkan pukulan yang lebih kuat namun juga membutuhkan kontrol dan stabilitas pergelangan tangan dan bahu yang lebih tinggi.
- Servis: Servis dalam tenis adalah gerakan overhead yang kompleks, melibatkan seluruh rantai kinetik dari kaki hingga tangan, menghasilkan tekanan besar pada bahu, siku, dan punggung bawah.
- Pukulan Forehand dan Backhand: Pukulan forehand dan backhand dalam tenis seringkali melibatkan putaran (spin) yang signifikan, yang menempatkan tekanan torsional pada pergelangan tangan, siku, dan bahu.
- Frekuensi dan Intensitas: Pertandingan tenis seringkali berlangsung lebih lama dan lebih intens, dengan rally yang panjang dan jeda istirahat yang relatif singkat, meningkatkan risiko kelelahan dan cedera akibat penggunaan berlebihan (overuse injuries).
Padel
- Ukuran Lapangan: Lapangan padel yang lebih kecil (20m x 10m) dan dikelilingi dinding kaca membatasi ruang gerak dan seringkali memaksa pemain untuk beradaptasi dengan pantulan bola dari dinding.
- Raket: Raket padel yang lebih pendek, padat, dan tanpa senar (solid core) menghasilkan pukulan dengan daya yang lebih terkontrol dan sweet spot yang lebih besar, mengurangi tekanan pada pergelangan tangan dan siku dibandingkan tenis.
- Servis: Servis dalam padel dilakukan di bawah pinggang dan diagonal, mengurangi tekanan pada bahu secara signifikan dibandingkan servis tenis.
- Pukulan Forehand dan Backhand: Pukulan dalam padel seringkali lebih pendek dan lebih fokus pada kontrol dan penempatan bola. Penggunaan dinding juga memungkinkan pemain untuk melakukan pukulan defensif yang unik.
- Frekuensi dan Intensitas: Pertandingan padel cenderung lebih pendek dan lebih eksplosif, dengan banyak gerakan stop-and-go dan perubahan arah yang cepat di ruang yang terbatas.
Perbedaan Cedera yang Umum Terjadi:
Berdasarkan perbedaan biomekanika dan tuntutan fisik tersebut, pola cedera yang umum terjadi pada pemain tenis dan padel juga menunjukkan perbedaan yang signifikan:
Cedera Umum pada Pemain Tenis:
- Tennis Elbow (Lateral Epicondylitis): Peradangan pada tendon otot-otot ekstensor pergelangan tangan di sisi luar siku, disebabkan oleh gerakan repetitif ekstensi pergelangan tangan dan supinasi lengan bawah saat melakukan pukulan backhand dan servis.
- Golfer's Elbow (Medial Epicondylitis): Peradangan pada tendon otot-otot fleksor pergelangan tangan di sisi dalam siku, seringkali disebabkan oleh gerakan fleksi pergelangan tangan dan pronasi lengan bawah saat melakukan pukulan forehand dan servis.
- Shoulder Impingement Syndrome dan Rotator Cuff Tendinopathy: Nyeri dan kelemahan pada bahu akibat terjepitnya tendon dan bursae di ruang subakromial, seringkali disebabkan oleh gerakan servis overhead yang berulang dan kuat.
- Lower Back Pain: Nyeri punggung bawah akibat kombinasi gerakan rotasi, ekstensi, dan fleksi yang berulang saat servis dan pukulan, serta tekanan akibat loading dan unloading saat bergerak di lapangan.
- Patellar Tendinopathy (Jumper's Knee): Nyeri pada tendon patella di bawah tempurung lutut akibat beban eksentrik yang berulang saat pendaratan setelah melompat untuk servis atau volley.
- Ankle Sprains: Terkilir pada pergelangan kaki akibat gerakan lateral yang cepat, perubahan arah, dan pendaratan yang tidak stabil.
Cedera Umum pada Pemain Padel:
- Calf Strain: Ketegangan atau robekan pada otot betis (gastrocnemius dan soleus) akibat gerakan sprint pendek yang eksplosif dan perubahan arah yang cepat di ruang terbatas.
- Achilles Tendinopathy: Nyeri dan peradangan pada tendon Achilles di belakang pergelangan kaki akibat beban berulang saat push-off untuk bergerak dan melompat.
- Ankle Sprains: Mirip dengan tenis, terkilir pergelangan kaki juga umum terjadi akibat gerakan lateral dan perubahan arah yang cepat.
- Knee Pain (Patellofemoral Pain Syndrome): Nyeri di sekitar tempurung lutut akibat tekanan pada sendi patellofemoral saat melakukan gerakan jongkok dan lunges yang sering terjadi dalam padel.
- Wrist Tendinopathy: Nyeri dan peradangan pada tendon pergelangan tangan akibat gerakan flicking dan kontrol raket yang intens, terutama saat bermain di dekat net dan memanfaatkan dinding.
- Lower Back Pain: Meskipun lebih jarang dibandingkan tenis, nyeri punggung bawah tetap bisa terjadi akibat gerakan rotasi dan fleksion-ekstensi yang berulang.
Tindakan Awal Ketika Mengalami Cedera:
Ketika seorang pemain tenis atau padel mengalami cedera di lapangan atau saat latihan, tindakan awal yang tepat sangat krusial untuk meminimalkan kerusakan lebih lanjut dan mempercepat proses pemulihan.
Prinsip dasar yang sering digunakan adalah POLICE atau PRICE:
- P (Protection): Lindungi area yang cedera dari gerakan atau beban lebih lanjut. Hentikan aktivitas olahraga segera. Jika memungkinkan, gunakan penyangga, bidai, atau kruk untuk menstabilkan area yang cedera.
- OL (Optimal Loading): Setelah fase akut mereda (biasanya 24-48 jam), hindari istirahat total yang berkepanjangan. Mulailah dengan memberikan beban optimal yang terkontrol pada area yang cedera sesuai dengan toleransi nyeri. Ini membantu merangsang penyembuhan jaringan. Konsep ini merupakan perkembangan dari "Rest" pada PRICE.
- I (Ice): Aplikasikan kompres dingin (es yang dibungkus kain) pada area yang cedera selama 15-20 menit setiap 2-3 jam dalam 24-48 jam pertama untuk membantu mengurangi peradangan, nyeri, dan pembengkakan.
- C (Compression): Balut area yang cedera dengan perban elastis yang tidak terlalu ketat untuk membantu mengurangi pembengkakan.
- E (Elevation): Tinggikan area yang cedera di atas ketinggian jantung sebisa mungkin untuk membantu drainase cairan dan mengurangi pembengkakan.
Penting untuk diingat:
Prinsip POLICE/PRICE adalah langkah awal. Pemeriksaan oleh profesional kesehatan (dokter olahraga atau fisioterapis olahraga) sangat penting untuk diagnosis yang akurat dan rencana pemulihan yang tepat. Jangan mencoba mendiagnosis dan mengobati diri sendiri, terutama jika nyeri hebat, deformitas, atau ketidakmampuan bergerak terjadi.
Upaya Pemulihan Mandiri di Rumah:
Setelah mendapatkan diagnosis dan rencana pemulihan dari profesional kesehatan, pemain tenis dan padel dapat melakukan berbagai upaya mandiri di rumah untuk menunjang proses recovery:
- Manajemen Nyeri:
- Terapi Dingin dan Panas: Melanjutkan aplikasi kompres dingin pada fase awal peradangan dan beralih ke kompres hangat setelah peradangan mereda untuk meningkatkan aliran darah dan relaksasi otot.
- Obat Pereda Nyeri Over-the-Counter (OTC): Penggunaan obat pereda nyeri seperti sesuai dosis yang dianjurkan dapat membantu mengurangi nyeri, namun penggunaannya harus bijak dan tidak boleh menutupi gejala cedera yang lebih serius. Selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi obat.
- Latihan Rumahan yang Diresepkan:
- Latihan Rentang Gerak (Range of Motion Exercises): Melakukan gerakan-gerakan lembut untuk memulihkan dan mempertahankan fleksibilitas sendi yang terlibat. Contohnya, gerakan memutar pergelangan tangan dan kaki, mengayunkan lengan dan tungkai dalam batas nyeri.
- Latihan Penguatan Isometrik: Melakukan kontraksi otot tanpa menggerakkan sendi untuk mempertahankan kekuatan otot di sekitar area cedera. Contohnya, menekan telapak tangan yang sakit ke telapak tangan yang sehat tanpa menggerakkan siku untuk penguatan otot siku.
- Latihan Penguatan Progresif: Secara bertahap meningkatkan beban dan intensitas latihan penguatan sesuai dengan toleransi nyeri dan kemajuan pemulihan. Gunakan resistance band, beban ringan, atau berat badan sendiri. Pastikan latihan ini sesuai dengan instruksi fisioterapis.
- Pemeliharaan Fleksibilitas dan Mobilitas:
- Stretching (Peregangan): Melakukan peregangan statis (menahan posisi peregangan selama 20-30 detik) pada otot-otot yang tegang atau berpotensi mengalami cedera. Contohnya, peregangan otot betis, hamstring, paha depan, bahu, dan lengan bawah.
- Foam Rolling (Pijat Mandiri dengan Roller): Menggunakan foam roller untuk memijat otot-otot yang kaku dan meningkatkan aliran darah. Fokus pada otot-otot di sekitar area cedera dan otot-otot yang bekerja keras saat bermain tenis atau padel.
- Istirahat dan Pemulihan Aktif:
- Istirahat yang Cukup: Memberikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Hindari aktivitas yang memperberat cedera.
- Pemulihan Aktif: Melakukan aktivitas ringan dengan intensitas rendah yang tidak menimbulkan nyeri untuk meningkatkan aliran darah dan mempercepat pemulihan. Contohnya, berjalan kaki ringan, bersepeda statis dengan resistensi rendah, atau berenang.
- Nutrisi dan Hidrasi:
- Diet Seimbang: Mengonsumsi makanan bergizi yang kaya protein untuk membantu perbaikan jaringan, serta vitamin dan mineral untuk mendukung fungsi tubuh secara keseluruhan.
- Hidrasi yang Cukup: Memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik untuk menjaga elastisitas jaringan dan mendukung proses pemulihan.
- Manajemen Stres:
- Teknik Relaksasi: Mengelola stres melalui teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga ringan dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan mempercepat pemulihan.
- Tidur yang Berkualitas: Memastikan tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk pemulihan fisik dan mental.
Penting untuk Konsultasi Berkelanjutan:
Meskipun upaya pemulihan mandiri di rumah sangat penting, komunikasi dan konsultasi berkelanjutan dengan profesional kesehatan (dokter olahraga atau fisioterapis olahraga) adalah kunci keberhasilan pemulihan. Mereka dapat memantau kemajuan, menyesuaikan rencana pemulihan, dan memberikan panduan spesifik berdasarkan kondisi individu dan jenis cedera. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika nyeri tidak membaik, gejala memburuk, atau Anda merasa tidak yakin dengan program pemulihan mandiri Anda.
Kesimpulan:
Cedera pada pemain tenis dan padel memiliki perbedaan yang signifikan karena perbedaan biomekanika gerakan dan tuntutan fisik dari kedua olahraga ini. Pemahaman yang baik mengenai risiko cedera spesifik pada masing-masing olahraga sangat penting untuk pencegahan dan penanganan yang efektif. Tindakan awal yang tepat (POLICE/PRICE) dan upaya pemulihan mandiri yang terstruktur di rumah, berdasarkan panduan dari profesional kesehatan, memainkan peran krusial dalam meminimalkan dampak cedera dan memungkinkan pemain untuk kembali ke lapangan dengan aman dan efektif. Ingatlah bahwa pendekatan individual dan konsultasi berkelanjutan dengan ahli adalah kunci utama dalam manajemen cedera olahraga.
Referensi :
- Clarsen, B., Risløkken, R. O., & Bråten, M. (2014). Injuries in professional tennis players: a prospective study. British Journal of Sports Medicine, 48(10), 811-815.
- Ellenbecker, T. S., Roetert, E. P., & Kibler, W. B. (2009). Shoulder injuries in tennis and racquet sports. Sports Health, 1(4), 350-359.
- Garrigues, E., Pujol, J., España-Romero, V., & Serra-Añó, P. (2021). Injury profile in amateur and professional padel players. Journal of Sports Science & Medicine, 20(1), 142-148.
- Kovacs, F. M., Arana, E., Royuela, A., & García, L. M. (2006). Prevalence of musculoskeletal pain and disability in elite and non-elite athletes: a systematic review. British Journal of Sports Medicine, 40(12), 981-985.
- Maffulli, N., Longo, U. G., Loppini, M., & Denaro, V. (2010).ացիա Current concepts for the management of tendinopathy. The Surgeon, 8(6), 339-346.
- Van Rijn, R. M., Huisstede, B. M. A., Koes, B. W., Assendelft, W. J. J., & Bierma-Zeinstra, S. M. A. (2006). Effectiveness of non-pharmacological interventions for lateral epicondylitis: a systematic review. British Journal of Sports Medicine, 40(10), 827-835.
- Vicens-Bordas, J., Jacobsen, P., Croisier, J. L., Prioux, J., Hespel, P., & Rogowski, I. (2018). Muscle injuries in tennis: a prospective study of 133 players. Journal of Science and Medicine in Sport, 21(1), 69-74.