Cedera tendon Achilles merupakan salah satu cedera serius yang dapat dialami oleh pemain sepak bola dan berpotensi mengakhiri karier atau membutuhkan waktu pemulihan yang panjang. Tendon Achilles adalah tendon terbesar dan terkuat di tubuh manusia, menghubungkan otot betis (gastrocnemius dan soleus) ke tulang tumit (calcaneus). Peran utamanya sangat vital dalam aktivitas eksplosif seperti berlari, melompat, dan menendang, yang merupakan gerakan fundamental dalam sepak bola.
Ragam Cedera Achilles pada Pemain Sepak Bola:
Cedera Achilles pada pemain sepak bola dapat diklasifikasikan menjadi beberapa ragam, antara lain:
- Tendinitis Achilles: Merupakan peradangan pada tendon Achilles. Kondisi ini sering disebabkan oleh penggunaan berlebihan (overuse), peningkatan intensitas latihan yang terlalu cepat, atau teknik berlari yang kurang baik. Gejala umumnya berupa nyeri tumpul atau tajam di sepanjang tendon atau di area tumit, yang memburuk saat aktivitas dan mereda saat istirahat. Kekakuan tendon, terutama di pagi hari, juga sering dilaporkan.
- Tendinosis Achilles: Kondisi ini melibatkan degenerasi kronis pada serat-serat kolagen tendon Achilles. Tidak seperti tendinitis yang bersifat inflamatorik, tendinosis lebih mengarah pada kerusakan struktural tendon akibat stres berulang tanpa adanya proses penyembuhan yang adekuat. Gejala serupa dengan tendinitis, namun nyeri dapat lebih persisten dan disertai penebalan pada tendon.
- Ruptur Tendon Achilles: Merupakan robekan pada tendon Achilles, yang dapat berupa robekan parsial (sebagian) atau ruptur total (seluruh tendon terputus). Ruptur sering terjadi secara tiba-tiba saat melakukan gerakan eksplosif, seperti sprint atau melompat, dan seringkali disertai sensasi seperti "tertembak" atau bunyi "pop" di bagian belakang pergelangan kaki. Pemain biasanya akan merasakan nyeri hebat dan ketidakmampuan untuk berjinjit atau mendorong kaki saat berjalan.
Anatomi-Patologi dan Biomekanisme Proses Terjadinya Cedera:
Dari sudut pandang anatomi-patologi, tendinitis melibatkan infiltrasi sel-sel inflamasi ke dalam jaringan tendon, disertai dengan peningkatan vaskularisasi dan penebalan tendon. Pada tendinosis, terjadi perubahan degeneratif pada matriks ekstraseluler tendon, termasuk disorganisasi serat kolagen, peningkatan substansi dasar, dan neovaskularisasi yang abnormal. Ruptur tendon Achilles terjadi akibat gaya tegangan yang melebihi kapasitas elastisitas tendon, seringkali pada area yang sudah mengalami degenerasi atau kelemahan akibat tendinopati sebelumnya.
Biomekanisme terjadinya cedera Achilles pada pemain sepak bola seringkali melibatkan kombinasi faktor intrinsik (terkait individu pemain) dan ekstrinsik (terkait lingkungan dan aktivitas). Gerakan eksplosif seperti sprint, perubahan arah yang cepat (cutting), melompat saat menyundul bola, dan menendang bola dengan kekuatan penuh memberikan beban tegangan yang signifikan pada tendon Achilles. Beban berulang tanpa istirahat yang cukup, teknik gerakan yang tidak efisien, kelemahan otot betis atau otot-otot lain di tungkai, serta fleksibilitas pergelangan kaki yang terbatas dapat meningkatkan risiko terjadinya cedera.
Prevalensi Cedera Sehubungan dengan Usia Pemain dan Posisinya dalam Tim:
Prevalensi cedera Achilles pada pemain sepak bola bervariasi tergantung pada populasi pemain yang diteliti dan definisi cedera yang digunakan. Namun, secara umum, cedera Achilles cenderung lebih sering terjadi pada pemain yang lebih tua, terutama di atas usia 30 tahun. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh penurunan elastisitas dan kekuatan tendon seiring bertambahnya usia, serta akumulasi mikro-trauma akibat aktivitas fisik bertahun-tahun.
Sehubungan dengan posisi pemain, pemain yang sering terlibat dalam sprint dan gerakan eksplosif, seperti pemain sayap, penyerang, dan gelandang serang, mungkin memiliki risiko cedera Achilles yang lebih tinggi dibandingkan pemain dengan intensitas lari yang lebih rendah, seperti bek tengah atau penjaga gawang. Namun, semua pemain sepak bola tetap berisiko mengalami cedera ini.
Prognosa Cedera:
Prognosa cedera Achilles sangat bergantung pada jenis dan tingkat keparahan cedera, serta penanganan dan rehabilitasi yang diberikan.
- Tendinitis dan Tendinosis: Dengan penanganan konservatif yang tepat, termasuk istirahat, modifikasi aktivitas, terapi fisik (latihan penguatan dan peregangan), dan terkadang penggunaan modalitas seperti ultrasound atau shockwave therapy, sebagian besar pemain dapat kembali bermain dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan. Namun, tendinosis kronis dapat membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama dan memiliki risiko kekambuhan yang lebih tinggi.
- Ruptur Tendon Achilles: Ruptur tendon Achilles umumnya membutuhkan intervensi bedah untuk menyatukan kembali tendon yang robek. Setelah operasi, pemain akan menjalani program rehabilitasi yang intensif dan bertahap. Waktu yang dibutuhkan untuk kembali bermain setelah ruptur Achilles biasanya berkisar antara 6 hingga 12 bulan atau lebih, tergantung pada kemajuan rehabilitasi individu dan tuntutan fisik posisi bermainnya. Meskipun sebagian besar pemain dapat kembali berpartisipasi dalam olahraga, beberapa mungkin tidak dapat kembali ke tingkat performa sebelum cedera.
Lama Proses Rehabilitasi yang Diharapkan Hingga Pemain Bisa Kembali Bermain:
Lama proses rehabilitasi cedera Achilles sangat individual dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk:
- Jenis dan keparahan cedera
- Usia dan kondisi fisik pemain secara keseluruhan
- Kepatuhan pemain terhadap program rehabilitasi
- Respons jaringan terhadap penyembuhan
Secara umum, perkiraan waktu rehabilitasi adalah sebagai berikut:
- Tendinitis: 2-6 minggu
- Tendinosis: 3-6 bulan atau lebih
- Ruptur Achilles (setelah operasi): 6-12 bulan atau lebih
Proses rehabilitasi biasanya melibatkan beberapa fase, dimulai dengan perlindungan tendon yang cedera, pengurangan nyeri dan peradangan, pemulihan rentang gerak, peningkatan kekuatan otot betis dan otot-otot sekitarnya, perbaikan proprioception dan keseimbangan, hingga latihan fungsional yang secara bertahap meniru gerakan spesifik dalam sepak bola. Pemain baru diperbolehkan kembali bermain secara penuh setelah memenuhi kriteria tertentu, seperti tidak adanya nyeri, rentang gerak penuh, kekuatan otot yang memadai, dan kemampuan untuk melakukan gerakan spesifik olahraga tanpa gejala.
Nama-Nama Pemain Sepak Bola yang Pernah Mengalami Cedera Achilles:
Beberapa pemain sepak bola terkenal dunia yang pernah mengalami cedera Achilles antara lain:
- David Beckham
- Alessandro Del Piero
- Ruud van Nistelrooy
- Didier Drogba
- Wesley Sneijder
- Kobe Bryant (Meskipun pemain bola basket, cederanya sering dibahas dalam konteks cedera atletik serupa)
- Leonardo Spinazzola
Referensi :
- Maffulli, N., Waterston, S. W., Squair, J., &щие, J. L. (2003). Rupture of the Achilles tendon. The Journal of Bone & Joint Surgery, 85-A(11), 2135-2144. (Ini adalah artikel klasik yang membahas tentang ruptur tendon Achilles.)
- Kearney, R. S., & Parsons, N. (2012). Tendinopathy. BMJ: British Medical Journal (Online), 345, e6767. (Artikel ini memberikan tinjauan umum tentang tendinopati, termasuk Achilles.)
- Cook, J. L., & Purdam, C. R. (2009). Is tendon pathology a continuum? A pathology model to explain the clinical presentation of load-induced tendinopathy. British Journal of Sports Medicine, 43(6), 409-416. (Artikel ini mengusulkan model kontinum patologi tendon yang relevan untuk memahami tendinosis.)
- Longo, U. G., Ronga, M., & Maffulli, N. (2018). Achilles tendinopathy. Sports Medicine and Arthroscopy Review, 26(1), 16-22. (Artikel ini memberikan tinjauan terkini tentang tendinopati Achilles.)
- Nilsson-Helander, K., Silbernagel, K. G., Thomeé, R., Faxén, E., Eriksson, B. I., & Karlsson, J. (2010). Acute Achilles tendon rupture: a randomised, controlled study comparing surgical and non-surgical treatment using validated outcome measures. The Journal of Bone & Joint Surgery, 92-A(13), 1964-1973. (Studi komparatif mengenai penanganan ruptur Achilles.)
Penting untuk diingat bahwa penanganan dan rehabilitasi cedera Achilles harus selalu dilakukan di bawah pengawasan dokter olahraga atau fisioterapis yang berpengalaman untuk memastikan pemulihan yang optimal dan meminimalkan risiko cedera berulang.